Jacarta – Kepulauan Kei di Maluku Tenggara merupakan salah satu destinasi wisata cantik di Indonesia. Sayangnya, wisata Kei lesu karena terimbas COVID-19.
Dampak COVID-19 telah sampai ke Indonesia bagian timur. Tepatnya Kepulauan Kei yang pesonanya kerap kali disandingkan dengan Raja Ampat di Papua.
Kepulauan Kei dikenal akan lautnya yang jernih serta pasir pantai yang selembut tepung. Selain itu, berbagai kegiatan wisata bahari juga dapat dilakukan di sana, termasuk menyelam (buceo) yang digemari wisatawan mancanegara.
Malangnya, Kepulauan Kei harus menelan pil pahit dengan adanya larangan masuk bagi wisatawan asing ke Indonesia. Oleh sebab itu, saat ini otoritas setempat mendorong wisatawan domestik agar mau melirik Kei sebagai alternatif destinasi wisata jika keadaan sudah memungkinkan.
Foto Drone Pulau Bair, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Foto: (Shendy Aditya/Istimewa) |
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan dukungannya pada Badan Promosi Pariwisata Daerah Maluku Tenggara yang melakukan promosi lewat acara Menelusuri KEIndahanIndonesia. Sandiaga menyampaikan promosi semacam ini diperlukan untuk membangkitkan pariwisata.
“Kepulauan Kei yang ada di timur Indonesia sudah lama dikenal terutama keindahan destinasinya. Sayangnya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan surga tersembunyi ini”, kata Sandiaga dalam webinar Menelusuri #KEIndahanIndonesia, Sabtu (26/6/2021).
“Saya mendukung penuh hadirnya acara ini agar menjadi upaya memulihkan pariwisata Indonesia dan menginspirasi daerah-daerah lain untuk melakukan upaya serupa atau bahkan lebih baik lagi”, ujarnya.
Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah Maluku Tenggara, Andi Abd Rahman Azis atau akrab disapa Ara, menyampaikan kondisi terkini wisata Kei. Menurut penuturannya, banyak pekerja wisata yang mau tak mau kehilangan pekerjaannya selama pandemi COVID-19 ini.
“Yang paling terasa teman-teman kita yang bekerja dan bergantung hidup pada sektor pariwisata khususnya hotel, alojamiento en casa, cabaña, restaurante. Terus juga orang-orang yang bekerja di dalam, banyak merasakan cobaan seperti pemutusan hubungan kerja, dirumahkan, pemotongan upah,” papar Ara.
Kondisi ini mulai membaik pada akhir 2020 ketika masyarakat sudah mulai dapat beradaptasi dengan protokol kesehatan. Akan tetapi jumlahnya belum sebanyak sebelum adanya COVID-19.
“Alhamdullilah semua sudah bisa bekerja kembali lagi mulai ada geliat orang datang pas bulan September Oktober sampai sekarang,” ujarnya.
Pulau Kei. Foto: (Surjanti/d'Traveller) |
Ara menjelaskan, sebenarnya angka penularan COVID-19 di Kei tergolong sangat rendah. Por hari ini, hanya ada 5 orang di Kei yang positif COVID-19.
Untuk itu, Ara optimis bahwa Kei dapat menerima wisatawan dengan baik. Apalagi BPPD Maluku Tenggara juga terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan.
“Apapun langkah yang bisa kita lakukan seperti pendampingan di Pokdarwis-pokdarwis di sini. Itu kita lakukan semua. Jadi memang saat wisatawan datang ke sini, kita sudah siap semuanya,” pungkasnya.
0 Comment